Siapa Bilang, Jadi Dokter Itu Mahal ??
Siapa Bilang, Jadi Dokter Itu Mahal ??
Published By asmadie
Banyak orang bilang untuk jadi dokter itu
mahal, ternyata tidak benar tuh. HHmm.. emang buktinya apa, kalau mau
jadi dokter itu tidak mahal. Jadi begini, menurut dekan FK UGM Prof.Ali
Gufron Mukti yang dikutip dari majalah CAMPUS Indonesia, bahwa biaya
kuliah kedokteran sama dengan masuk SMA atau TK, bahkan GRATIS, tapi
buat yang pintar dan tidak mampu secara ekonomi
Bahkan beliau menegaskan tentang persepsi
orang bahwa sekolah dokter itu mahal, salah. Yang membuat mahal itu
karena mahasiswa FK harus praktek di rumah sakit, di lab, beli
handsglove, ujicoba dengan manekin dan praktek-praktek lainnya, ini yang
disebut cost. Unit cost seperti inilah yang mesti dibayar supaya
menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi.
Selanjutnya
untuk uang per semesternya, gimana? Sebagai gambaran, di FK UGM biaya
per semesternya sebesar Rp 75.ooo, jika satu semester kira-kira perlu 2
juta, setahun berarti cuma membutuhkan 4 juta. kita bandingkan dengan
biaya masuk TK atau SMA di kota-kota besar yang biayanya gila-gilaan.
Jadi “mahal” itu relatif. Menurut Prof.
Gufron, ada satu cara untuk mensiasati agar biaya yang dibayar bisa
lebih murah, bahkan gratis. Caranya gimana? simple saja ko, cukup jadi
siswa pintar dan berprestasi.
Dalam kesempatan tersebut, Suyatno
mengatakan, Agung sebelumnya tidak pernah memberitahukan bahwa dia
mendaftar tes masuk UGM pada 2005 silam. Namun, ketika dinyatakan lolos
dan diterima di UGM, dia pun langsung memberitahu kedua orangtuanya.
Takjubnya lagi, Suyatno tidak dipusingkan
dengan biaya kuliah selama enam tahun untuk menjadi seorang dokter.
Sebab mahasiswa yang dilantik pada pertengahan 2011 lalu, mendapat
bantuan beasiswa dari UGM. Dan, kisah Suyatno dan Agung ini berhasil
menggugah hati sebanyak 3.717 orangtua mahasiswa baru yang hadir di
acara tersebut.
Nah, itulah bentuk studi kasus yang
menurutku sangat bermakna sekali. Meskipun cita-cita saya bukan menjadi
dokter, dan saya tidak mengerti masalah kedoteran,
tapi setidaknya saya bangga dengan orang-orang seperti pak Suyatno
seorang tukang becak yang sukses mengantarkan anaknya menjadi dokter,
dan Agung yang sukses menjadi dokter dengan keadaan ekonomi seadanya,
tetapi dengan keinginan, tekad yang kuat kendala biaya dapat ditepiskan
apabila diiringi dengan pintar, cerdas dan berprestasi. Semoga tulisan
ini dapat bermanfaat dan mengisnpirasi kalian yang mempunyai tekad ingin
menjadi seorang dokter.
Komentar